Penemuan tulang rangka yang di issukan sebagai tulang Naga berkaki enam membuat heboh masyarakat Toboali  Provinsi Bangka Belitung. Konon katanya panjangnya mencapai ratusan meter. Temuan tulang belulang ini  menarik perhatian warga sekitar Toboali ( gambar dibawah ! )
Belum  bisa dipastikan apakah tulang belulang itu adalah  tulang seekor naga, namun sebagian orang yang  telah melihat menduga itu  bukan tulang naga, tetapi ikan paus. Tulang  belulang itu ditemukan  kedalaman sekitar tiga meter di depan muara  sungai Nyire.
Sementara  ini tulang belulang  itu  disimpan di rumah salah seorang penemunya di  Desa Limus, sekitar 15   kilometer arah utara Toboali melewati daerah  transmigrasi. Bersumber dari Kaskus, salah satu komunitas  online di Indonesia, kerangka  tersebut ditemukan pada hari kelima bulan puasa lalu.
Saat  ditemukan terlihat ada  semacam pukat yang tersangkut sesuatu yang   tersembul di atas permukaan  air. Nah, setelah didekati dan   ditusuk-tusuk dengan ujung dayung  ternyata itu adalan kerangka tulang  yang posisinya melengkung seperti  bulan sabit.
Seterusnya   kerangka tersebut  diambil dengan angkutan perahu. Untuk kerangka  bagian  kepala diperlukan  tenaga 15 orang untuk mengangkatnya.
Selain adanya pukat, sesuatu  yang menonjol lainnya adalah  bulu-bulu dan tanduk pada kepala kerangkan  tersebut. Bulu-bulu tersebut  seperti layaknya rumbai bulu pada kepala  seekor kuda.
Lingkar  badan mahluk tersebut  berkisar sekitar 2 meter dengan panjang badan  sekitar 15 meter. Dilihat  dari bentuk kerangka kepala mengarah kepada  bentuk seeokor ikan paus.  Hanya pada tulang ekor yang masih terdapat  sisa daging yang menempel,  pada bagian tulang yang lain bersih dan  berwarna putih kusam.
Cerita  Rakyat Tentang Naga
ISTILAH naga  merupakan kata  serapan dari bahasa Sansekerta atau India kuna yang  bermakna "ular".  Dalam naskah Mahabharata dikisahkan, para Naga  merupakan anak-anak Resi  Kasyapa dari perkawinannya dengan Dewi Kadru.  Nama-nama mereka yang  terkenal antara lain Sesa, Taksaka, Basuki,  Karkotaka, Korawya, dan  Dritarastra.
Dalam tradisi Cina  juga terdapat  makhluk bernama Liong atau Lung yang umumnya  diterjemahkan ke dalam  bahasa Indonesia dengan istilah naga. Makhluk  ini digambarkan sebagai  ular berukuran raksasa, lengkap dengan tanduk,  sungut, dan cakar,  sehingga berbeda dengan naga versi India. Sebagian  ilmuwan berpendapat,  naga Cina merupakan makhluk khayal yang   diciptakan oleh masyarakat  zaman dahulu akibat penemuan fosil   dinosaurus. Makhluk ini juga dikenal  dalam kebudayaan Jepang dengan   istilah Ryu.
Di Indonesia sendiri pernah  heboh dengan  ditemukannya sepasang ular raksasa mirip dengan Naga yang   melintas di  sungai Mahakam di Kutai Barat berukuran sebesar drum atau   berdiameter  sekitar 60 sentimeter dengan panjang sekitar 40 meter. Ular   raksasa  itu terlihat meliuk di permukaan air di Riam Haloq, Kampung  Long   Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai, pada saat melintas naga tersebut   berhasil di abadikan lewat kamera ponsel milik motoris longboat karena   menganggap itu sebuah momen langka.
Naga dalam budaya  Kalimantan,  kususnya suku Dayak dan suku Banjar dianggap sebagai simbol  alam bawah.  Naga digambarkan hidup di dalam air atau tanah dan disebut  sebagai Naga  Lipat Bumi. Naga merupakan perwujudan dari Tambun yaitu  makhluk yang  hidup dalam air.
Dalam   budaya Banjar, alam bawah merupakan  milik Puteri Junjung Buih  sedangkan  alam atas milik Pangeran  Suryanata. Setelah berkembangnya  agama Islam,  maka oleh suku Banjar  alam atas dianggap dikuasai oleh  Nabi Daud,  sedangkan alam bawah  dikuasai oleh Nabi Khidir.
Dalam arsitektur rumah Banjar,  makhluk  Naga dan burung Enggang diwujudkan dalam bentuk ukiran, tetapi  sebagai  budaya yang tumbuh di bawah pengaruh agama Islam yang  tidak   memperkenankan membuat ukiran makhluk bernyawa, maka  bentuk-bentuk   makhluk bernyawa tersebut disamarkan atau didistilir dalam  bentuk   ukiran tumbuhan. 
sumber  http://berita-kilat.blogspot.com/2010/09/penemuan-tulang-naga-berkaki-enam-di.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar