Ijab Kabul adalah saat yang mendebarkan bagi bakal suami. Sah! Maka
terjalinlah ikatan perkimpoian. Tanggung jawab pun terpikul dibahu.
Amanah yang besar perlu dilaksanakan, dan apakah agan tau kalu saat ijab
kabul itu sebenarnya agan sedang mengucap janji pada ALLAH, sedangkan
janji itu kan harus di tepati.
~
”Saya terima nikahnya si dia binti ayah si dia dengan mas kawinnya. . . . . . . . . . . . . . . . . .”
Singkat, padat dan jelas. Tapi tahukan makna “perjanjian atau ikrar” tersebut ?
artinya:
”Maka aku tanggung dosa-dosanya si dia (perempuan yang ia jadikan istri) dari ayah dan ibunya. Dosa apa saja yang telah dia lakukan. Dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yang berhubungan dgn si dia (perempuan yang ia jadikan istri), aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung. Serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku”.
Jika aku GAGAL (si Suami)?
”Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar, dan aku rela masuk neraka. Aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku”.
(HR. Muslim)
Hai para istri. . .
Begitu beratnya pengorbanan suamimu terhadapmu. Karena saat Ijab terucap, Arsy_Nya berguncang karena beratnya perjanjian yang dibuat olehnya di depan Allah, dengan disaksikan para malaikat dan manusia. Maka andai saja kau menghisap darah dan nanah dari hidung suamimu, maka itupun belum cukup untuk menebus semua pengorbanan suami terhadapmu. . . . . .
Semoga jadi untuk pengalaman yg sudah nikah maupun yg belum. . .
Subhanallah.. beratnya beban yang di tanggung suami. Bukankah untuk meringankan tanggung jawabnya itu berarti seorang istri harus patuh kepada suami, menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya? Juga mendidik putra-putri kita nanti agar mengerti tentang agama dan tanggungjawab. Semoga kita semua menjadi orang tua yang dapat memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita kelak dengan agama dan cinta kasih sehingga tercipta keluarga kecil yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Aminn.. Aminnn Yaa Rabbal alaminn. . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar