Pada tanggal 1 Agustus 2006 pemerintah Zimbabwe mendevaluasi uangnya 60 % dan pada saat yang sama melakukan redenominasi dengan menghilangkan tiga angka nol di belakang. Sebelumnya us$ 1 = zwd 101,000 menjadi us$ 1 = zwd 250.
Setelah langkah ini dilakukan ternyata tidak sesuai dengan dugaan karena harga-harga barang dan jasa tidak mau mengikutinya sehingga terjadi inflasi besar-besaran. Pada tahun 2007 pemerintah sampai harus membuat peraturan yang aneh yaitu menyatakan bahwa inflasi adalah melanggar hukum negeri itu, artinya tidak boleh ada pihak yang menaikkan harga.
Puncak inflasi terjadi pada awal tahun 2013 ini, Setelah membayar upah pegawai negeri setempat, pemerintah Zimbabwe hanya punya sisa uang sebanyak US$ 217 atau sekitar Rp 2,06 juta (Rp 9.500/US$) yang tersimpan di bank. Dana tersebut merupakan anggaran pemerintah untuk kepentingan publik tahun ini. cuman 2 juta pemirsa
"Minggu lalu, setelah kami membayar gaji pegawai negeri, simpanan pemerintah tersisa US$ 217," kata Menteri Keuangan Zimbabwe Tendai Biti kepada wartawan di Ibukota Zimbabwe, Harare, dikutip AFP, Rabu (30/1/2013).
"Anggaran pemerintah sedang lumpuh saat ini. Kami (pemerintah) telah gagal memenuhi target-target kami," tambahnya.
Kondisi ekonomi Zimbabwe memang sedang terpuruk sejak pergantian millenium baru. Sejak dimulainya penyitaan ladang, kebun dan sawah yang dimiliki orang kulit putih oleh Presiden Robert Mugabe.
Langkah tersebut merusak kepercayaan investor akan negara yang berada di Afrika tersebut. Produksi pun lumpuh, negara internasional melakukan pemblokiran dan tidak ada wisatawan yang mau masuk ke negara tersebut.
Setelah lebih dari satu dekade, Zimbabwe beberapa mengalami situasi ekonomi yang buruk, seperti inflasi hebat yang menembus 231% dan berhentinya pembangunan gara-gara harga barang yang melambung tinggi pasca inflasi. Situasi di negara itu kini lebih secara perlahan mulai stabil.
Sayangnya, anggaran publik pemerintah masih kacau dan bisnis warga lokal dihadapi dengan berbagai ketidakpastian, seperti masalah suplai listrik, keringanya likuiditas dan tingginya upah buruh.
Bahkan, pemerintah Zimbabwe sendiri sudah blak-blakan memperingatkan rakyatnya bahwa mereka tidak punya uang yang cukup untuk menggelar pemilu yang tadinya diharapkan bisa berjalan tahun ini.
Biti mengatakan, satu-satunya yang bisa dilakukan pemerintah adalah meminta bantuan dana dari negara-negara lain. "Kami akan mulai mendekati komunitas internasional," katanya.
Sedikitnya, dibutuhkan dana US$ 104 juta (Rp 988 miliar) untuk bisa menyelenggarakan pemilu sederhana demi memilih pemimpin yang baru.
Anggaran pemerintah untuk tahun ini ditargetkan US$ 3,8 miliar (Rp 36,1 triliun), sedangkan ekonomi diprediksi tumbuh 5%. Negara kaya aneka bahan tambang ini sekarang memakai mata uang US$ dan rand Afrika Selatan.
Tambahan aja yak ,Lo tau ngak ?
Uang pecahan Zimbabwe yang baru senilai $ 10,000,000,000 ZWD atau 10 Miliyar Dollar dalam satu lembar.
Sebelum januari 2011 uang $500 Juta ini setara $1,6 amerika atau Rp.15,000 di indonesia
Ini dia beberapa pecahan yg dah dikeluarkan oleh bank induk di zimbabwe dari 5 dollar sampe 250 juta dollar dalam satu lembar. ini fakta..
dibutuhkan $50 M (million) atau 50 juta dollar untuk membeli sebungkus kacang di pinggiran jalan zimbabwe
Semua orang termasuk gelandangan dah jadi milyarder di sini..
Saking dah gak berharganya, Money changernya aja udah gak ada yang mau
ngitung kalo di Zimbabwe, karena males dan sudah terbiasa, mereka pake
timbangan buat ngukurnya.