Senin, 15 November 2010

Hisapan ombak MISTIK Parangtritis DIBUKTIKAN secara ILMIAH




Awas Arus Balik di Pantai! [RIP CURRENT]
Selasa, 3 Februari 2009 | 21:17 WIB





YOGYAKARTA, SELASA — Para praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik itu tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan.

Kepala Laboratorium Geospasial Parangtritis I Nyoman Sukmantalya mengatakan, sampai sekarang informasi mengenai rip current amat minim. Akibatnya, masyarakat masih sering mengaitkan peristiwa hilangnya korban di pantai selatan DI Yogyakarta dengan hal-hal yang berbau mistis. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut.

Arus balik merupakan aliran air gelombang datang yang membentur pantai dan kembali lagi ke laut. Arus itu bisa menjadi amat kuat karena biasanya merupakan akumulasi dari pertemuan dua atau lebih gelombang datang.


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs510.ash1/30124_442336302737_366435917737_5742441_3801214_n.jpg



"Bisa dibayangkan kekuatan seret arus balik beberapa kali lebih kuat dari terpaan ombak datang. Wisatawan yang tidak waspada dapat dengan mudah hanyut," demikian papar Nyoman, Selasa (3/2) di Yogyakarta.

Celakanya, arus balik terjadi begitu cepat, bahkan dalam hitungan detik. Arus itu juga bukan hanya berlangsung di satu tempat, melainkan berganti-ganti lokasi sesuai dengan arah datangnya gelombang yang juga menyesuaikan dengan arah embusan angin dari laut menuju darat.

Nyoman melanjutkan, korban mudah terseret arus balik karena berada terlalu jauh dari bibir pantai. Ketika korban diterjang arus balik, posisinya akan mudah labil karena kakinya tidak memijak pantai dengan kuat.

"Karena terseret tiba-tiba dan tidak bisa berpegangan pada apa pun, korban menjadi mudah panik, dan tenggelam karena kelelahan," lanjutnya.

Terpisah, Staf Ahli Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada, Djati Mardianto, melanjutkan, apabila korban tetap tenang saat terseret arus, besar kemungkinan baginya untuk kembali ke permukaan. "Karena arus berputar di dasar laut sehingga materi di bawah bisa naik lagi," ujar Djati.

Setelah mengapung, korban bisa berenang ke tepi laut, atau membiarkan diri terempas ke pantai oleh gelombang datang lain. Setidak-tidaknya, korban memiliki kesempatan untuk melambaikan tangan atau berteriak minta tolong.

Bagaimana dengan korban hilang? Djati mengatakan, hal itu dapat terjadi apabila korban terlalu kuat melawan arus saat berada di dalam air sehingga urung mengapung. Sebaliknya, korban akan semakin jauh terseret arus bawah laut dan bisa tersangkut karang atau masuk ke dalam patahan yang berjarak sekitar satu kilometer dari bibir pantai. Di dasar patahan yang kedalamannya mencapai ratusan meter itu, korban akan semakin sulit bergerak karena ia bercampur dengan aneka materi padat yang terkandung dalam arus.

Korban akan diperlakukan sama seperti material, yakni diendapkan. Korban baru bisa kembali terangkat ke permukaan jika ada arus lain yang mengangkat sedimen dari dasar laut. Namun, ia mengatakan, biasanya hal itu butuh waktu lama.

Meski sulit, diperkirakan kedatangannya, arus balik sebenarnya bisa dikenali. Menurut Nyoman, permukaan arus balik terlihat lebih tenang daripada gelombang datang yang berbuih. Selain itu, arus balik biasa terjadi di ujung-ujung cekungan pantai dan warnanya keruh karena membawa banyak materi padat dari pantai.

http://serc.carleton.edu/images/NAGTWorkshops/visualization/collections/rip.current.gif


Masalahnya, banyak wisatawan justru senang bermain di pantai yang tenang karena dianggap lebih aman. "Padahal, lokasi tersebut amat berbahaya," kata Nyoman.

Sejauh ini, cara terbaik untuk mengurangi risiko bencana terseret arus di pantai adalah dengan tidak bersikap nekat berenang ke tengah laut. Pengunjung harus benar-benar mematuhi rambu larangan berenang yang dipasang tim search and rescue (SAR) di sepanjang pantai.

Selain itu, kondisi cuaca juga harus dipertimbangkan. Gelombang laut akan membesar di musim penghujan karena terpengaruh angin barat. Berenang di laut pada malam hari pun sebisa mungkin dihindari karena arus balik akan menguat akibat terpengaruh pasang.

Menurut kedua pakar geomorfologi pesisir itu, tidak ada pantai di DIY yang aman. Semua memiliki potensi arus balik yang kuat. Bahkan, di sejumlah pantai di Gunung Kidul, arus balik kian diperkuat oleh buangan air sungai bawah tanah.

Pemerintah daerah juga bisa mempelajari pola-pola arus balik dengan melakukan pengamatan rutin sepanjang tahun menggunakan citra satelit beresolusi tinggi, seperti citra Quickbird dan IKONOS. Kedua satelit itu bisa merekam dengan jelas benda yang berukuran kecil hingga ukuran satu meter.

"Sejauh ini, penelitian ke arah sana baru sebatas pada skripsi mahasiswa. Belum ada penelitian yang mendalam dan menghasilkan rekomendasi kebijakan," papar Djati.

Pemerintah daerah pun sebaiknya memberikan pemahaman yang benar mengenai penyebab bencana laut kepada warga di sekitar pantai. Informasi tersebut dapat diteruskan kepada wisatawan guna meningkatkan kewaspadaan mereka.

Bagi pengunjung, informasi berupa papan larangan berenang dan imbauan petugas dianggap jelas belum cukup. Kenapa tak dibagikan leaflet kecil begitu pengunjung mau masuk pantai. Leaflet itu berisi penjelasan singkat, harus bagaimana dan di mana jika ingin mencebur ke laut.

Nyoman mengatakan, ketinggian air sepaha orang dewasa sudah cukup bagi arus balik untuk menyeret orang ke tengah laut. Paling aman, usahakan air hanya sampai ketinggian mata kaki.

Gambar:

Kita mungkin dapat melihat suatu arus balik dari suatu tempat yang lebih tinggi di pantai, atau dapat juga bertanya dengan penjaga pantai yang bertugas atau dengan penduduk setempat yang tahu di lokasi mana terdapat rip current. Berdasarkan pengamatan, sifat-sifat Rip Current dapat diketahui dengan :

1. Melihat adanya perbedaan tinggi gelombang antara kiri-kanan dan antaranya. Tinggi gelombang pada bagian kiri dan kanan lebih besar dari antaranya.

2. Meletakkan benda yang dapat terapung. Bila benda tersebut terseret menuju off shore maka pada tempat tersebut terdapat Rip Current.

3. Melihat kekeruhan air yang terjadi, dimana air pada daerah surf zone tercampur dengan air dari darat. Bila terlihat air yang keruh menuju off shore, maka tempat tersebut terdapat Rip Current. Kejadian ini dapat dilihat dengan jelas dari tempat yang lebih tinggi


Tips/Cara/Usaha yang harus dilakukan bila terseret rip current, adalah sebagai berikut:


1. Jika terperangkap dalam arus seret ke tengah laut, jangan mencoba untuk berenang melawan arus (ke tepi pantai),


2. tenanglah untuk sementara mengikuti arus. Secepat arus seret berada di luar penghalang, atau kecepatan arus melambat dan kita merasa sedikit bebas dari pergerakan air yang cepat,


3. berenanglah ke area di sebelah kiri/kanan kita dan baru kemudian berenang kembali ke arah pantai (atau mengikuti gelombang menuju pantai). Tentu saja kita harus tetap menjaga untuk tetap berada di luar arus seret tersebut.







sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5787322

Sepucuk Surat Dari Janda Korban Letusan Merapi, Mengharukan

Mahasiswa yang tubuhnya penuh debu itu akhirnya menemukan tempat ibunya di barak pengungsi di kaki Merapi. Tapi ibunya sejak pagi tadi sudah dibawa relawan ke rumah sakit lantaran sesak napas akibat menghisap terlalu banyak debu vulkanik. Dua adik perempuannya ikut serta menemani ibu. Matanya yang cemas melihat secarik kertas menyembul dari tas tua milik ibunya. Dengan tangan gemetar ia ambil dan membuka lipatannya. Tulisan ibu.. ia mengenali tulisan indah ibunya..
Kesedihan yang teramat dalam dirasakan para korban - pengungsi Gunung Merapi

Kesedihan yang teramat dalam dirasakan para korban - pengungsi Gunung Merapi
“Anakku.. kita sudah tak punya apa-apa lagi, nak. Semua sapi kita mati. Sawah kita yang hijau telah hangus berubah kelabu, hanya menyisakan timbunan debu. Ibu sudah tak dapat mengirim uang lagi untuk biaya kuliahmu. Seandainya bapakmu masih ada… ya Allah semoga almarhum telah damai di sisi-Mu..
Anakku.. yang ibu punya sekarang hanya doa. Doa yang selalu ada untuk putra-putri ibu. Katanya pemerintah akan mengganti ternak yang mati. Tapi ibu sudah tak berharap Sultan akan memenuhi janji. Ibu sudah berhenti berharap pada manusia. Ibu hanya ingin berharap pada Allah yang tak mungkin mengingkari janji-Nya. Berharap pada manusia sering membuat kita kecewa.
Harta benda kita memang sudah musnah. Tapi kita punya Tuhan. Kita punya janji-Nya yang pasti terpenuhi. Percayalah nak, Tuhan akan menurunkan kebaikan kepada orang-orang yang berusaha menjadi hamba-Nya yang baik. Kamu putra ibu yang kuat, bantulah sesama dengan tenagamu. Kamu putra ibu yang cerdas, bantulah sesama dengan kepintaranmu. Kalau kelak kamu mendapat anugerah rizki-Nya, ringankan hatimu untuk selalu bersedekah. Sayangi dirimu dengan menyayangi sesama…
Kesedihan yang teramat dalam dirasakan para korban - pengungsi Gunung Merapi
Sepasang sandal ini menjadi saksi bisu kedukaan dan nestapa hilangnya harta benda dan desa mereka yang disapu wedus gembel Merapi
Anakku, janganlah pernah melupakan Allah, agar Allah tak melupakanmu. Teruslah untuk mengingat Allah, baik di waktu senang maupun susah. Ucapkanlah nama-nama-Nya yang indah dengan hatimu untuk mengusir semua resah dan gelisah. Zikrullah itu nak, akan menenteramkan hatimu.. akan memekarkan setiap kuntum bunga di taman hatimu.
Anakku.. Merapi ini gunung kita, kampung kita. Merapi ini tumpah darahmu. Kelak kamu mungkin pergi jauh meninggalkan Merapi.. tapi merapi akan tetap menjadi kampung halamanmu. Udara pertama yang kamu hirup udara Merapi. Air pertama yang kamu minum air Merapi. Makanan pertama yang kamu makan tumbuh di Merapi. Tanah pertama yang kamu injak tanah Merapi. Sahabat pertama yang kamu kenal adalah orang Merapi. Kamu akan selalu merindukannya, sebab separo jiwamu ada di sini.. di merapi ini.
Jangan pernah marah pada Merapi, anakku, sebab gunung ini tak bersalah. Gunung Merapi tak pernah marah. Gunung ini bergerak, terus bergerak sembari bertasbih untuk memenuhi takdirnya menjaga keseimbangan bumi. Gunung adalah pasak yang mengutuhkan bumi kita.
Tetaplah menyayangi gunung kita, Merapi kita.. dengan tidak mencederai hutannya, bebatuannya, airnya. Tetaplah tersenyum pada Merapi kita agar Merapi juga tersenyum untuk kita. Merapi akan selalu menyimpan anugerah Tuhan untuk orang-orang yang hidup bersamanya. Teruslah berusaha untuk memahami gunung kita, sebab kitalah yang harus menyesuaikan diri untuk hidup bersamanya. Jangan pernah memaksa gunung untuk menyesuaikan dirinya pada kita..
Anakku.. kamu putra ibu.. dan akan selalu menjadi putra ibu.
Usai membaca kalimat terakhir yang ditulis ibunya, anak muda itu tak dapat lagi menahan gejolak hatinya. Sekujur tubuhnya bergetar, dadanya gemuruh, lalu tangisnya meledak dengan tubuh luruh bersimpuh. Air matanya meleleh bercampur debu.
“Subhanallah.. iya ibu, saya putra ibu.. selamanya tetap menjadi putra ibu. Ibu adalah mata airku.. selamanya menjadi mata air untuk putramu ibu…”



sumber :http://ruanghati.com/2010/11/13/sepucuk-surat-dari-janda-korban-letusan-merapi-mengharukan/