Kamis, 31 Januari 2013

[Satu-satunya di dunia] Desa Bebas Asap Rokok,Desa Bone-bone


Desa Bone-bone adalah perkampungan terpencil di wilayah pegunungan Latimojong Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Letaknya di kecamatan Baraka sekitar 50 Km dari Kota Enrekang dan berjarak sekitar 250 Km dari Makassar. Desa bone-bone merupakan kawasan percontohan untuk daerah desa bebas dari asap rokok yang sudah terkenal baik dalam negeri maupun mancanegara. Terletak diatas ketinggian 1500 m/dpl, Lingkungannya hijau dan Asri dengan hawa khas pegunungan yang sejuk dan bersih.
Desa Bone-bone ini diketahui sebagai desa pertama di Dunia yang mengeluarkan aturan ketat daerah bebas rokok bahkan melarang peredaran rokok di wilayahnya. Kepala desanya bernama Idris adalah orang pertama yang berinisiatif mengeluarkan aturan dan larangan tersebut sejak tahun 90-an kemudian disepakati oleh masyarakat desa melalui musyawarah secara bertahap. Lambat laun, ia berhasil menanamkan prinsip bahwa rokok tidak memiliki manfaat sama sekali dan rokok pun menjadi barang “haram” diwilayahnya. Tidak ada sama sekali penjual dikampung ini yang menjual rokok. Tamu yang datang pun diminta untuk tidak merokok dalam kawasan sehingga jika ingin merokok, tamu dihimbau untuk keluar diwilayah perbatasan desa. Aturan larangan merokok ini tidak diterapkan begitu saja, hampir disetiap sudut desa terpampang papan pengumuman yang menuliskan tentang hidup sehat, dan himbauan lainnya agar menjauhi rokok. Jika ada warga yang melanggar aturan ini maka akan dikenai sangsi sosial yaitu membersihkan tempat ibadah desa selama waktu yang disepakati.
Idris mengakui bahwa sejak larangan merokok diberlakukan didesa Bone-bone, aktifitas masyarakat bekerja menjadi sangat giat dan alhasil, perekonomian desa pun ikut meningkat drastis. Kawasan desa Bone-bone yang luasnya sekitar 800 Hektar yang memang didominasi tanaman kopi jenis robusta ini berhasil meningkatkan produksinya jauh melampaui target dengan produksi kopi berkualitas tinggi.
Beberapa kali, Idris diundang dalam pertemuan nasional bahkan ke luar negeri membawa hasil produksi kopi desanya sebagai salah satu produk unggulan Sulsel yang layak dipromosikan. Pemda Enrekang pun sangat terkesan dengan revolusi interaksi sosial yang dilakukan oleh kepala desa ini dengan cara yang sangat sederhana yakni mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan merokok sehingga menghasilkan efek sosial yang bisa menguntungkan aspek-aspek pembangunan ekonomi masyarakat secara general. Usai berkunjung dan menginap di desa Bone-bone ini, Bupati Enrekang, Haji Latinro secara spontan akhirnya berhenti merokok sampai sekarang.
Berikut gambaran Desa bone - bone




  Berikut video nya




Udah tau belum mobil korban banjir seperti apa?

Mobil Korban Air Bah Basement UOB Dievakuasi








Inilah Ponsel Termurah, Cuma Rp 14 Ribuan


Warehouse memperkenalkan sebuah ponsel paling murah dengan harga 99 pence atau sekitar Rp 14.254. Ponsel dengan merek Alcatel OT-209 ini memiliki tampilan seperti telepon genggam pada umumnya.

"Ini adalah ponsel termurah yang pernah ada," kata Charles Dunstone, pendiri Carphone Warehouse seperti dikutip Telegraph, hari ini. Dunstone mengatakan, ponsel ini menjadi pendobrak stigma bahwa ponsel itu adalah barang mewah.

Pertama kali diperkenalkan pada era 1980-an, telepon selular atau handphone ketika itu menjadi barang berteknologi tinggi dan mahal. Meskipun bentuknya masih seukuran 'batu bata' dan biaya operasional yang tinggi, ponsel menjadi ciri khas orang kaya pada masa itu.

Ponsel Alcatel OT-209 memang dirancang untuk mengerjalan tugas handphone pada umumnya, yakni untuk aktivitas panggilan dan pesan singkat. Tidak ada akses ke internet atau kamera. "Tidak semua orang butuh itu," kata Dunstone.

Ponsel yang bobotnya hanya 65 gram ini dilengkapi dengan handsfree, daya tahan baterai hingga lima jam waktu bicara non-stop dan 400 jam stand-by. Di dalamnya, Carphone juga telah membenamkan fitur radio dan mobile game.

Foto-Foto Perubahan Gadis Berwajah Boneka

Vemale.com - Anda tentu sudah mengetahui banyak kisah mengenai gadis berwajah boneka seperti Valeria Lukyanova. Sudah menjadi rahasia umum bahwa untuk mendapatkan bentuk tubuh dan wajah seperti boneka, mereka harus menjalani beberapa kali operasi plastik yang menyakitkan dan menelan biaya yang mahal. Meski termasuk kontroversial, namun mereka tidak peduli dan tetap puas dengan penampilannya yang mirip gadis boneka itu. Bahkan mereka memiliki penggemar dari seluruh dunia.
Nah, Anda tentu penasaran dengan wajah para gadis boneka ini sebelum mereka melakukan operasi plastik. Mari kita telusuri satu per satu.

 Valeria Lukyanova

Gadis Barbie ini memiliki wajah yang cantik bahkan sebelum dirinya berubah menjadi seperti sekarang. Obsesinya menjadi gadis Barbie membuat Valeria mengorbankan banyak hal mulai dari uang hingga kenyamanan hidup. Meski begitu, Valeria Lukyanova tetap senang dengan perubahan fisiknya.

 Anastasiya Shpagina
 Gadis berwajah boneka lainnya adalah Anastasiya Shpagina. Tidak jauh berbeda dengan Valeria, gadis ini dulunya berwajah cukup cantik. Namun akhirnya ia mengubah dirinya menjadi gadis berwajah anak perempuan pada anime-anime Jepang.

 Dakota Rose
 Dakota Rose atau dikenal dengan Kota-Koti, memiliki wajah boneka yang manis dengan mata super bulat. Namun hal tersebut juga tidak didapat dengan mudah. Sebelumnya ia sedikit lebih chubby, hingga akhirnya ia mengubah penampilannya menjadi lebih seksi dan ramping. Kota-Koti sering memberikan tutorial makeup dan dilihat hingga 13 juta kali di Youtube.,

 Charlote Hothman

 Salah satu wanita yang terobsesi menjadi wanita Barbie adalah Charlotte Hothman. Meski perubahannya tidak terlalu drastis seperti Valeria, namun wanita ini berhasil mewujudkan impiannya untuk berpenampilan seperti boneka Barbie.

 Venus Angelic


Sesuai dengan namanya, gadis berwajah boneka ini memang nampak angelic bagaikan malaikat. Venus Palermo atau dikenal dengan Venus Angelica, dulunya memiliki wajah yang chubby. Kemudian ia bertransformasi menjadi gadis boneka yang super imut dengan kulit porselen, rambut pirang dan bola mata besar.
Itulah beberapa wanita berwajah boneka fenomenal dan perubahan wajah mereka sebelum dan sesudah operasi plastik. Setiap orang memang memiliki obsesi yang unik dalam hidup mereka. Salah satunya adalah menjadi cantik bagai boneka seperti wanita-wanita ini. Lebih cantik sebelum atau sesudah operasi, Ladies?


Sumber

Menakjubkan Danau Lahar Terbesar di Dunia dengan Suhu Abadi 1100 Derajat Celsius

Batu cair membentuk danau lava terbesar di dunia di gunung Nyiragongo di Republik Demokratik Kongo.
Gambar-gambar yang luar biasa diambil oleh seorang fotografer pemberani yang bergabung dengan tim penelitian yang mengadakan ekspedisi perjalanan ke Kongo dan Italia serta Gunung Etna yang memiliki suhu abadi lebih dari 1100 derajat Celsius (2000 derajat Fahrenheit).

 • batu Molten dingin dan membentuk lempeng di permukaan danau lava terbesar di dunia di Nyiragongo di Republik Demokratik Kongo

• Sebagai batuan cair mendingin di permukaan mereka membentuk lempeng bergerak yang meliputi danau lava merah panas masih dapat dilihat di celah-celah
 
 • Para ilmuwan berdiri nyaris tepi sementara mengamati perilaku gunung berapi aktif selama perjalanan penelitian untuk Kongo dan Italia
 
 • Langit malam di Sisilia menyala dengan ledakan kembang api lava-seperti Gunung Etna, salah satu gunung berapi yang paling terkenal di dunia aktif

 • Para ilmuwan berdiri nyaris tepi sementara mengamati perilaku gunung berapi aktif selama perjalanan penelitian untuk Kongo dan Italia

• lava Api yang flunged puluhan meter di dalam percikan udara ke bawah Gunung Etna di Pulau Sisilia, Italia

 • Lava cair cerah oranye dan merah dan lava cair dan menonjol ke depan dengan latar belakang gunung didinginkan abu-abu

 • Kelompok pemberani mendirikan tenda memasak mereka di tepi yang menghadap ke danau lava Nyiragongo salah satu dunia gunung berapi paling aktif


 • Sebuah vulkanologi pengujian setelan termal dekat lava, risiko besar yang harus diambil untuk menjamin keamanan tim

 • Seorang ahli geologi siluet oleh lava pijar di Gunung Etna. Batuan cair mencapai lebih dari 2000 derajat Fahrenheit (1100 derajat Celcius) dan diteliti oleh para ilmuwan geologi selama ekspedisi untuk hidup gunung berapi
Etna adalah gunung berapi aktif tertinggi di Eropa, di 10.922 ft dan yang paling aktif dari tiga gunung berapi aktif Italia.

 • Fotografer Carsten Peter menyesuaikan kameranya sementara Etna meletus di latar belakang.

 • Seorang anggota tim peneliti ilmiah mempersiapkan makan malam di dekat tendanya di dalam gunung berapi Nyiragongo

 • Sebuah gambar yang diambil oleh Carsten Peter dari dalam tenda sebagai koki pria luar makan di gunung Nyiragongo di Kongo


Busa Laut Menyerang Pantai Australia

(HOT)PARAH !! Zaman Edan, Pemuda Perkosa Ayam Terekam (17+)

Zaman udah edan !! Tadi ane dapet Broadcast BB dari temen .
Ane kaget ga percaya, Langsung ane cari Link nya ..
Tuh LINK sama Videonya gan ane nemu, Mudah"an bisa.
Tonton sampe habis gan biar percaya

Silahkan di buffer gan yang belum lihat..


Mengenal Budaya Megalitikum di Indonesia

Megalit adalah batu besar yang digunakan untuk membangun struktur atau monumen. Megalitik adalah struktur yang dibuat oleh batu besar. Megalit berasal dari kata dalam bahasa Yunani μέγας megas berarti besar, dan λίθος lithos berarti batu.
Kebudayaan Megalitikum bukanlah suatu zaman yang berkembang tersendiri, melainkan suatu hasil budaya yang timbul pada zaman Neolitikum dan berkembang pesat pada zaman logam. Setiap bangunan yang diciptakan oleh masyarakat tentu memiliki fungsi. Contohnya hasil kebudayaan zaman megalitikum: kapak persegi, kapak lonjong, Menhir , Dolmen, Kubur batu, Waruga, Sarkofagus, Punden Berundak.

 Toraja Monolit 1935

Kepulauan Indonesia adalah tuan rumah budaya megalit Austronesia di masa lalu dan sekarang. Budaya megalit yang masih ada dapat ditemukan di Nias, sebuah pulau lepas pantai barat Sumatera Utara, budaya Batak di pedalaman Sumatera Utara, Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur, juga budaya Toraja di pedalaman Sulawesi Selatan. Budaya megalit ini tetap dipertahankan, terisolasi dan tidak terganggu sampai akhir abad 19.
Beberapa situs megalit dan struktur juga ditemukan di seluruh Indonesia. Menhir, Dolmen, meja batu, patung batu leluhur, dan struktur step-piramid yang disebut punden berundak ditemukan di berbagai situs di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kepulauan Sunda Kecil.

 Megalit di sebuah desa di kecamatan Gunung Megang, Muara Enim, Sumatera Selatan (1931)
Punden Berundak dan menhir dapat ditemukan di Pagguyangan Cisolok dan Gunung Padang, Jawa Barat. Situs megalit Cipari juga di Jawa Barat menampilkan monolit, teras batu, dan sarkofagus. Punden berundak diyakini sebagai pendahulu dan kemudian menjadi desain dasar struktur candi  Hindu-Buddha di Jawa setelah populasi pribumi mengadopsi Hinduisme dan Buddhisme. Borobudur abad ke-8 dan Candi Sukuh abad ke-15 menampilkan struktur step-piramid.

 
 Punden Berundak Pugung Raharjo, Lampung Selatan

Situs Gunung Padang

Candi Sukuh  

Borobudur

Di Indonesia, beberapa etnik seperti nias, mentawai, sumba dll, masih memiliki unsur-unsur megalitik yang dipertahankan hingga sekarang.
Dibawah ini beberapa daerah di Indonesia yang terkenal dengan banyaknya situs megalitnya
 Pasemah
Megalitik Pasemah adalah peninggalan tradisi budaya megalitik di daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Megalitik di wilayah Pasemah muncul dengan bentuk yang unik, langka, dan mengandung unsur kemegahan serta keagungan yang terwujud dalam bentuk-bentuk yang sangat monumental. Simbol-simbol yang ingin disampaikan oleh pemahat erat kaitannya dengan pesan-pesan religius.

Budaya megalitik Pasemah mulai diteliti pertama kali dan ditulis oleh L. Ullmann dalam artikelnya Hindoe-belden in binnenlanden van Palembang yang dimuat oleh Indich Archief (1850). Dalam tulisan Ullmann tersebut H. Loffs menyimpulkan bahwa arca-arca tersebut merupakan peninggalan dari masa Hindu. namun pendapat ini ditentang oleh Van der Hoop pada tahun 1932, ia menyatakan bahwa peninggalan tersebut dari masa yang lebih tua. Setelah penelitian Van der Hoop, penelitian tentang megalitik Pasemah dilanjutkan oleh peneliti-peneliti arkeologi, seperti R.P. Soejono, Teguh Asmar, Haris Sukendar, Bagyo Prasetyo, peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan peneliti dari Balai Arkeologi Palembang secara intensif melakukan penelitian di wilayah Pasemah sampai saat ini.


 Penampilan peninggalan budaya megalitik Pasemah sangat "sophiscated" dengan tampilnya pahatan-pahatan yang begitu maju, dan digambarkan alat-alat yang dibuat dari perunggu memberikan tanda bahwa megalitik Pasemah telah berkembang dalam arus globalisasi (pertukaran) budaya yang pesat. Alat-alat perunggu yang dipahat adalah nekara yang merupakan kebudayaan Dongson, Vietnam. Temuan peninggalan megalitik di pasemah begitu banyak variasinya, berdasarkan survei yang dilakukan peneliti Balai Arkeologi Palembang, Budi Wiyana telah menemukan 19 situs megalitik baik yang tersebar secara mengelompok maupun sendiri (1996).
Keadaan lingkungan wilayah Pasemah
Daerah Pasemah yang pernah diteliti oleh Van der Hoop, Tombrink, Westenek, Ullman, dan peneliti lainnya, daerah ini mudah dicapai dari kota-kota besar di sekitarnya, baik dari Jambi, Lubuklinggau, Palembang, dan lain-lain, karena tersedia jalan besar yang menghubungkan Pasemah dengan kota-kota besar di sekitarnya. Situs-situs megalitik dataran tinggi Pasemah meliputi daerah yang sangat luas mencapai 80 km². Situs-situs megalitik tersebar di dataran tinggi, puncak gunung, lereng, dan lembah. Situs Tinggihari, Situs Tanjungsirih, Situs Gunungkaya merupakan situs yang terletak di atas bukit, sementara Situs Belumai, Situs Tanjungarau dan Situs Tegurwangi merupakan situs-situs yang terletak di lembah. Dari hasil penelitian Fadlan S. Intan diketahui bahwa daerah Lahat dibagi atas tiga satuan morfologi (bentang alam), yaitu:
1. satuan morfologi pegunungan
2. satuan morfologi bergelombang
3. satuan morfologi dataran
Satuan morfologi pegunungan dengan puncak-puncaknya antara lain Gunung Dempo (3159 mdpl) dan pegunungan Dumai (1700 mdpl). Satuan morfologi bergelombang ketinggian puncaknya mencapai 250 mdpl, lereng umumnya landai, dengan sungai berlembah dan berkelok-kelok. Satuan morfologi dataran dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Satuan morfologi pegunungan merupakan tempat tersedianya bahan hasil letusan Gunung Dempo yang menyebarkan lahar dan lava serta batuan-batuan vulkanis. Daerah Lahat dengan batuan-batuan beku andesitnya telah dipilih menjadi tempat pemukiman. Pemilihan ini tampaknya mempunyai pertimbangan-pertimbangan geografis dan tersedianya batuan untuk megalitik. Keadaan lingkungan di Pasemah merupakan daerah yang sangat subur yang memungkinkan penduduk di sana dapat membudidayakan tanaman.


Tidak seberapa jauh dari batas kabupaten, memasuki kota Lahat, di Kecamatan Merapi Barat, terdapat suatu arca peninggalan megalitik, beserta dolmen dan menhir. Tinggalan megalitik ini berada di pelataran SMPN 2 Merapi Barat. Arca tersebut dikenal sebagai Batu Putri atau secara resmi seperti tertulis di plank: Arca Manusia Tanjungtelang. Arah hadap arca yang berbahan batupasir volkanik ini berada dalam satu garis lurus dengan diagonal dolmen dalam arah barat daya. Dolmen yang juga terbuat dari lapisan batupasir berwarna kuning keputih-putihan, berbentuk seperti meja berukuran 1,5 x 1,5 m. Dolmen ini tergeletak berjarak 20 m dari tempat arca berdiri. Agak terpisah jauh, sebuah menhir dari batu andesit dengan tinggi 80 cm berdiri tegak di halaman depan SMP itu.
Kompleks peninggalan megalitik ini berada di sebelah utara dari sebuah sungai yang menjadi sungai utama di Lahat, yaitu Aek Lematang. Sungai ini di dataran Lahat mulai menunjukkan pola aliran berkelok-kelok atau bermeander, dengan teras-teras sungai di bantaran kanan dan kirinya. Ada dugaan, teras sungai ini – sebagaimana teras-teras sungai besar di peradaban-peradaban kuno – merupakan tempat yang paling layak menjadi lantai kehidupan masyarakat purbakala. Di Kabupaten Lahat, tinggalan arca megalitik yang tersebar sangat luas, cenderungan berada di sekitar Aek Lematang, walapun beberapa di antaranya terpisah sangat jauh di perbukitan yang mungkin mempunyai makna lain tersendiri.
Arca-arca megalitik ini umumnya menggambarkan raksasa bersama hewan-hewan seperti gajah, harimau, atau ular. Arca Batu Putri atau Manusia Tanjungtelang misalnya menggambarkan seorang raksasa dengan kepala yang tidak jelas, bahkan hampir seperti menggunakan helmet. Posisi kepalanya lurus, dengan tangan sedang memangku seekor gajah. Kesan masyarakat awam akan melihat seolah-olah arca ini belum selesai dipahat dan ditinggalkan begitu saja sebelum detailnya selesai. Ada kesan kemesraan yang tertangkap antara raksasa dan gajak di pangkuannya. Seolah-olah gajah itu adalah anak yang diasuhnya.
 Batu Macan
 Arca yang lain di antaranya apa yang disebut sebagai Batu Macan di Desa Pagaralam, Pagergunung. Arca ini menunjukkan seekor macan yang memeluk mesra dari belakang suatu figur yang kurang begitu jelas, apakah seekor macan yang lain, seekor kera besar, atau seorang raksasa. Adapun di Desa Muaradanau, di antara perkebunan karet, dijumpai arca batu seorang raksasa yang sedang duduk bersila dengan satu kaki tertekuk dipeluk lengannya yang memegang sesuatu yang mirip pisang. Raksasa ini menindih mahluk mirip manusia yang lebih kecil yang seperti ditikam di punggung dengan pisau yang dipegang tangan kirinya. Arca ini disebut sebagai Batu Buto.
Di Desa Gunungmegang, Kecamatan Jarai, masih di Kabupaten Lahat, berbatasan dengan Kota Pagaralam, beberapa tinggalan magalitiknya lebih bervariasi. Selain arca, dijumpai juga ruang-ruangan yang dindingnya tersusun dari batu, sehingga dikenal sebagai kubur batu atau bilik batu. Ahmad Rivai, warga Desa.
 Kubur batu Tanjung Aro
 Gunungmegang yang diangkat sebagai juru pelihara oleh Balai Pelestarian Peninggalan Prasejarah (BP3) Jambi mengatakan bahwa kubur-kubur batu dan arca-arca tersebar luas dan sangat banyak di kaki Gunung Dempo. Di Gunung Megang saja sedikitnya terdapat tiga situs yang menjadi tanggunungjawabnya, yaitu Kubur Batu Gunungmegang, Batu Putri, dan Batu Orang.
 Kubur Batu Pagaralam
 Semua arca umumnya dipahat pada batupasir atau breksi volkanik, yaitu batu yang terbentuk secara sedimentasi dari hasil letusan gunung api. Batunya memang keras dan kompak. Tetapi dengan peralatan logam, bahkan batu lain yang dipipihkan atau dibuat runcing, jenis batu arca dapat mudah dikerjakan. Begitulah mengapa arca-arca ini dipilih dari bahan batu itu karena kemudahannya untuk dipahat dan diukir. Adapun kubur dan bilik batu, umumnya menggunakan batu-batu yang lebih keras seperti andesit. Pada umumnya, batu-batu untuk bangunan ini sedikit sekali mengalami rekayasa, keculai lubang kecil atau goresan-goresan dangkal.
Dempo sebagai kiblat
Menariknya, arah kubur batu dengan sangat tepat mengarah ke puncak Gunung Dempo. Hal yang sama terukur dari wajah Batu Orang yang seolah-olah tengadah mengamati puncak Gunung Dempo, sementara ia menindih seekor gajah yang belalainya ia cengkeram dengan kuat. Keganjilan ada di arca Batu Putri yang posisi kepalanya berada pada permukaan tanah, sehingga hampir seluruh badannya berada di bawah tanah. Arca Batu Putri seperti dalam posisi meringkuk dengan badan tertekuk membelakangi Gunung Dempo di arah barat daya, dan kepalanya berpaling ke arah utara.
 Arca lain di kaki Gunung Dempo disebut sebagai Batu Manusia Dililit Ular. Arca ini berada di tengah-tengah tegalan dan sawah yang sangat datar di Desa Tanjungaro, Pagaralam. Arca ini setinggi 1,5 m dengan diameter kira-kira 1 m, menggambarkan dua orang manusia yang sedang bergelut dan dililit ular. Anehnya ular-ular yang melilit mereka adalah kepanjangan lengan-lengan mereka sendiri. Di sini, arca ini tidak memiliki orientasi tertentu. Tetapi bersama-sama dengan batu besar lainnya, seluruhnya berjajar dalam satu orientasi yang lurus tepat ke puncak Gunung Dempo.
Sekali pada beberapa arca arah hadapnya berbeda, tetapi secara umum posisi hadap arca-arca ini hampir seluruhnya ke arah barat, atau lebih tepatnya lagi arah barat daya (selatan-barat). Sehingga mungkin kita dapat bertanya: mengapa arah barat daya? Wajah arca Manusia Tanjungtelang di Merapi Barat misalnya mengapa tidak dihadapkan ke timur arah Bukit Serelo yang berbentuk jempol yang bermorfologi cukup menonjol dan menarik perhatian, serta sangat dekat dan jelas terlihat dari tempat arca ini berada? Jika kita mengukur orientasi arca-arca ini dengan teliti, ada perkiraan bahwa semua arca megalitik tersebut dihadapkan ke barat daya karena mengarah ke Gunung Dempo (+ 3159 m). Gunung Dempo adalah satu-satunya gunung api aktif di Sumatera Selatan pada Pegunungan Bukit Barisan.
Seperti telah disebut di atas, hal tersebut semakin pasti ketika kita mengamati arac-arca yang berada pada kaki dan lereng Gunung Dempo. Di sekitar Kota Pagaralam yang udaranya sesejuk Kota Bandung waktu dulu, arca-arca tersebar di Kecamatan Pajarbulan dan Jarai, juga bilik atau kubur batu, dengan pasti terukur melalui kompas, teroreintasi ke Gunung Dempo. Menarik sekali ketika arah poros bilik batu, selain juga arah wajah arca-arca berbentuk raksasa, dengan tepat menghadap ke arah kerucut G. Dempo yang tampak megah menjulang di dataran tinggi di mana Pagaralam berada, atau yang lebih dikenal sebagai dataran tinggi Pasemah (sekarang disebut juga Besemah). Selain itu, suatu kumpulan menhir (batu tegak) sebanyak enam buah di Kecamatan Tanjungsakti yang berada di sisi barat daya Gunung Dempo, porosnya mengarah ke timur laut yang tidak lain adalah puncak Gunung Dempo.
 Gunung Dempo
 Dengan melihat hasil obsevasi ini, ada dugaan Gunung Dempo dijadikan kiblat bangunan suci masyarakat megalitik Besemah. Gunung, terutama gunung api aktif, di wilayah nusantara umumnya selalu menjadi tempat yang sakral atau disucikan. Gunung api yang berbentuk kerucut yang puncaknya menjulang tinggi menggapai langit, dipercaya sebagai tempat para dewa, atau bahkan perwujudan dari dewa itu sendiri. Sesembahan selalu diberikan pada kawah-kawah gunung api aktif. Misalnya pada masyarakat Hindu Bali. Hingga sekarang, orang-orang bali selalu menempatkan arah pura ke arah gunung besar utama. Misalnya di Pulau bali sendiri ke arah Gunung Agung. Bahkan, orientasi posisi gunung selalu merupakan arah utara (kaja) bagi masyarakat Hindu Bali. Contoh lain, masyarakat Hindu Tengger selalu melemparkan sesajen dan hewan-hewan kurban pada Hari Kesodo ke kawah Gunung Bromo yang bergelok dan selalu berasap. Di Jawa Barat, di kabupaten Cianjur, sebuah bangunan megalitik yang tersusun dari kalom-kolom batu, juga diarahkan ke puncak Gunung Gede, gunung yang memang dianggap sakral bahkan hingga Kerajaan Sunda dan Pajajaran berkuasa di Jawa bagian barat.
Secara geologis, gunung api yang sedang tidak aktif memberi manfaat besar bagi masyarakat yang hidup di kaki-kakinya. Tanahnya umumnya subur karena limpahan dari letusan memberikan unsur-unsur kimia baru yang segar dari perut bumi. Hal ini menjadikan tanah yang terbentuk nantinya kaya akan unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tumbuhan. Selain itu, karena puncaknya yang tinggi, gunung api juga seolah-olah menjadi seperti magnet untuk awan-awan sehingga mendekat dan mencurahkan hujan di atasnya. Akibatnya, sumber daya air melimpah ruah dari badan gunung api. Mata air akan keluar di kaki-kakinya. Sungai-sungai berair bersih mengalir dari lereng-lerengnya. Udara gunung api juga nyaman dan sejuk.
 Tetapi ketika aktif, letusannya sangat mengerikan dan mengancam kehidupan. Ledakannya menggelegar luar biasa, menciutkan nyali para penghuni di bawahnya. Magma, berupa cairan batu pijar bersuhu sekitar 1000 derajat Celcius, ketika diletuskan menciptakan suatu fenomena kembang api yang sesungguhnya indah tapi mengerikan. Aliran magma yang kemudian merayapi lembah-lembah ke arah hilir sebagai aliran lava, masih bisa menghanguskan apa yang dilewatinya dengan suhu masih 700 derajat Celcius. Belum lagi aliran sangat cepat awan panas yang menrejang lereng masih bersuhu 500 derajat Celcius. Tidak akan ada yang dapat selamat dari gunung api yang sedang murka ini. Personifikasi sebagai dewa yang di satu waktu begitu pemurah dan di waktu yang lain menunjukkan angkara murkanya, mungkin akhirnya membuat masyarakat megalitik menganggap gunung api sebagai representasi yang maha kuasa, yang selain memberi berkah, juga sekaligus musibah.

Dengan menggunakan analogi seperti itulah, masyarakat megalitik di Nusantara menjadikan gunung api menjadi sesuatu yang patut dihormati. Maka ada dugaan bahwa di Dataran Tinggi Besemah pembangun arca-arca dan bangunan-bangunan megalitik mengarahkannya ke Gunung Dempo, karena gunung api itu hingga sekarang masih aktif. Tanggal 25 September 2006, dari kawah aktifnya, Gunung Dempo meletus menghasilkan awan debu setinggi 1 km di atas puncaknya. Di antara ketenangan yang sangat lama, sekali-kali gunung api ini mengingatkan adanya kekuatan alam yang sangat luar biasa dan bisa membinasakan. Beribu-ribu tahun lalu, kondisi itulah yang mungkin dirasakan oleh masyarakat megalitik di sekitar Besemah saat Gunung Dempo kemungkinan lebih aktif daripada kondisi tenang sekarang ini. Pada saat itulah rasa hormat ditunjukkan dengan pembuatan arca-arca yang wajahnya dihadapkan ke Gunung Dempo. Rasa hormat yang sama ketika masyarakat megalitik Cianjur membangun punden berundak Gunung Padang dengan mengarahkannya ke Gunung Gede.
Lembah Besoa, Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah 
 Karya nyata yang terlahir dari peradaban nenek moyang Lembah Besoa, berupa patung-patung megalit ini masih berdiri kokoh memancarkan kebudayaan tingkat tinggi dari masyarakatnya hingga saat ini. Patung-patung yang berusia ratusan hingga ribuan tahun ini, tersebar di wilayah Bariri, Doda, Hanggira, Lempe dan Baliura.
 
Jika pulau Paskah punya Moai, maka Indonesia punya patung ini 
 Ukuran dan bentuk dari patung-patung megalit sangat beragam, mulai dari tinggi yang berukuran 1,5 m hingga 4 m dan ada yang berbentuk patung manusia, jambangan besar (Kalamba), piringan (Tutu’na), batu-batu rata/cembung (Batu Dakon), mortir batu dan tiang penyangga rumah. Sekitar 431 situs ditemukan di Taman Nasional Lore Lindu, konsentrasi obyek yang terbesar terletak di Entovera-dekat Hanggira-, di mana ada 78 obyek, 40 diantaranya Batu Dakon. Lokasinya yang berada di dalam kawasan TNLL membuat hasil karya peninggalan nenek moyang ini nampak harmonis dengan keindahan panorama alam Lembah Besoa. Panorama alam ini tercermin dari kondisi hutan yang masih asri. Hal ini mendukung keberadaan megalit-megalit menjadi kawasan wisata yang memikat. Oleh karenanya TNLL mengupayakan agar patung-patung megalit beserta hutan-hutannya selalu dijaga dan dilestarikan. Perpaduan megalit dengan keharmonisan alam Lembah Besoa ternyata menyimpan daya pikat akan misteri kekayaan sejarah nenek moyang.


 Pra sejarahnya, disebutkan bahwa nenek moyang orang Indonesia berasal dari daratan cina selatan yang bermigrasi dengan perahu ke arah selatan ribuan tahun yang lalu. Gelombang migrasi ini masuk pula ke Sulawesi dan mereka menetap dipulau ini hingga ke Sulawesi Tengah. Para pengembara ini masuk dalam rumpun ras austronesia yang menyebar dari madagaskar sampai pasifik. Pada saat itu gelombang kedua orang austronesia datang ke sulawesi dengan membawa kebudayaan zaman besi. Dengan alat-alat dari besi ini mereka bisa membuat berbagai model peninggalan dari batu atau dikenal dengan Megalith.

Di sekitar lore lindu terdapat juga peninggalan masa prasejarah Austronesia ini. Pada masanya Sulawesi Tengah diduga menjadi pusat kebudayaan Austronesia ini. Prasasti peninggalan kebudayaan nenek moyang ini berbentuk patung , belanga besar dari batu, lumpang batu dan batu berukir lainnya. Di sekitar Taman Nasional lore lindu lebih dari 431 situs yang ditemukan dan banyak lagi yang belum terungkap. Diduga orang-orang asli di sekitar situs megalit adalah keturunan langsung dari orang-orang yang datang ribuan tahun lalu.


 Lore Lindu dan sekitarnya ditetapkan oleh Unesco menjadi cagar biosfer sejak tahun 1977. Meski tempat ini telah menjadi cagar biosfer, namun demikian banyak tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab yang mencuri dan memperjualbelikan batu-batu bersejarah ini sebagai barang koleksi. Beberapa waktu lalu harian Kompas sempat memuat berita tentang jual beli batu megalith asal Lore Lindu ini. 

Tempat yang menjadi pusat keberadaan megalith ini adalah Lembah Behoa,Napu dan Bada yang berada di sekitar TN. Lore Lindu. Disini terdapat peninggalan berupa megalith dalam jumlah cukup banyak.

Jika melihat megalit di tempat asalnya dapat menimbulkan pertanyaan tersendiri. Bagaimana batu seberat dan sebesar itu dapat ada di tengah hamparan padang. Seperti di situs Pokekea di Kecamatan Lore Tengah Poso. Megalit2 berbentuk belanga raksasa yang disebut Kalamba lengkap dengan penutupnya terletak di tempat yang agak tinggi. mengelompok di tengah padang luas membentang yang kalau dilihat dari jauh mirip-mirip dengan lapangan golf. Sedangkan disekitarnya tidak dijumpai sumber dari batu-batu besar ini.


Menurut arkeolog yang meneliti situs ini, sebenarnya ada 3 lokasi situs megalit yaitu, “industri”, pemakaman, pemujaan. Dari lokasi industri, megalith ini batu besar yang sudah dipahat ini ditarik dengan kerbau sampai ke tempat tersebut. Tradisi menarik barang dengan kerbau sampai saat ini masih kita jumpai disekitar kawasan TN Lore Lindu. Di Pulau Sumba model menarik batu dengan kerbau masih dapat dijumpai sampai saat ini.

Lalu apa guna megalit berbentuk belanga raksasa ini? Bila ditilik lebih jauh kalamba ini melambangkan juga perahu roh yang mengacu pada tradisi nenek moyang yang datang dari laut. Kalamba dalam bahasa lore kuno berarti perahu. Perahu arwah. Ada stratifikasi sosial yang membuat perbedaan dalam bentuk kalamba. Ada tutup untuk orang yang berpangkat lengkap dengan hiasan dan ukiran. Ada tempat menaruh sesaji didalam kalamba tersebut, sepintas mirip tempat sabun kalau jaman sekarang.
 Jika  Laos mempunyai  guci guci batu, Indonesia juga memilikinya seperti yg anda lihat diatas

Dugaan ini diperkuat oleh penelitian arkeologi tahun 2000 lalu yang menemukan kerangka manusia dalam kalamba. Kerangka itu sempat diidentifikasi dan menunjukkan ras mongoloid. Dan dari identifikasi carbon dating menunjukkan umur minimal 1500-3000 tahun yang lalu.

Sedangkan patung dari batu yang banyak dan berukuran beragam dari kecil sampai 4 meter itu merupakan personifikasi dari orang yang meninggal tersebut.


Dalam catatan kruytt, sebelum kedatangan belanda tahun 1908 di lore, masih berlaku orang membuat kubur dari batu. Dan masih ada tempat pembuatan kalamba untuk penguburan. Jadi prasati batu ini tidak hanya dari masa prasejarah saja, namun ada yang berasal dari masa yang dekat ratusan tahun saja atau megalit muda. Kadang orang melihat semua peninggalan batu ini berasal dari masa ribuan tahun yang lalu saja.

Berbagai macam prasasti peninggalan orang-orang tua kita dulu masih dapat ditemukan di berbagai tempat di Indonesia. Namun sayang agaknya perhatian kita masih tertuju pada masalah-masalah kebutuhan subsisten primitif. Berbagai situs peninggalan masa lalu hanya dibiarkan saja tanpa perhatian. Tahu-tahu sudah berada di luar negeri.

Nias
 Penduduk pulau Nias memindahkan Megalit tahun 1915
 Upacara lompat batu Nias
 Rangkaian kegiatan mendirikan batu besar (dolmen) untuk memperingati kematian seorang penting di Nias (awal abad ke-20). Etnik Nias masih menerapkan beberapa elemen megalitik dalam kehidupannya. Lompat batu dan kubur batu masih memperlihatkan elemen-elemen megalitik. Demikian pula ditemukan batu besar sebagai tempat untuk memecahkan perselisihan.
  Sumba 
 Etnik Sumba di Nusa Tenggara Timur juga masih kental menerapkan beberapa elemen megalitik dalam kegiatan sehari-hari. Kubur batu masih ditemukan di sejumlah perkampungan. Meja batu juga dipakai sebagai tempat pertemuan adat.

Sarkophagus

 Foto terakhir adalah Orang-orang Sumba sedang memotong sebuah blok batu besar selama ritual pemakaman menyeret batu di Waikabubak, Sumba Barat, Indonesia, September 2002. Ritual pemakaman dari Sumba menyeret blok batu besar dengan alasan untuk membangun mausoleum/kubur batu untuk jenazah orang kaya dan bangsawan. Diperkirakan bahwa setengah dari penduduk Sumba adalah animis, pengikut agama Marapu.
Yang menarik dari yang dibahas diatas adalah adanya teori-teori yang menghubungkan beberapa kebudayaan megalit Indonesia dengan kebudayaan atlantis atau lemuria. Mengenai hal tersebut, tunggu postingan berikutnya... InsyaAllah